Rabu, 05 Mei 2010

Demo



IKATAN PELAJAR DAN MAHASISWA DARUL MAKMUR
(IPELMASDAM)
Kami Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Darul Makmur (IPELMASDAM) serta Mahasiswa se-Nagan Raya menuntut terhadap anggota brimob yang telah melakukan tindak kriminalisasi berupa penembakan Muhib Dani (18) salah seorang masyarakat gampong Alue Raya Kecamatan Darul Makmur Kab. Nagan Raya pada Sabtu, (24/4).
TUNTUTAN
1. Kami meminta agar Kapolda mengusut tuntas, memecat dan menghukum oknum Brimob yang telah melakukan tindak kekerasan pada Muhib Dani.
2. Kami melihat bahwa reaksi masyarakat terhadap perusakan PT. Astra meru- pakan motif dari kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum Brimob ter- hadap masyarakat.
3. Pengusutan kasus perusakan PT. Astra yang dilakukan masyarakat akan ber- dampak relatif besar. Oleh karena itu, kami meminta agar Kapolda meng- hentikan penyedikan demi menjaga stabilitasi hukum (akan berdampak lebih besar lagi).
4. Kami meminta kepada Kapolda agar membentuk tim pansus untuk mengawal proses hukum terhadap oknum Brimob.
5. Kami mendesak Kapolda agar mengawasi Kapolres Nagan Raya dalam men- jalankan tugasnya sesuai dangan koridor hukum yang berlaku. Kami meng- harapkan agar polisi tidak melakukan sesuatu dengan gegabah, arogan atau cara-cara yang dapat menimbulkan kegelisahan/trauma bagi masyara- kat.

Koordinator Lapangan

Wirduna


Puluhan masa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahaiswa Darul Makmur (IPELMASDAM) Nagan Raya menggelar unjuk rasa di Mapolda Aceh Kamis, (6/5). Mereka menuntut agar Polda mengusut tuntas kasus penembakan masyarakat Darul Makmur oleh oknum brimob setempat.

Dalam orasi itu mereka menuntut agar Polda memecat oknum Brimom yang telah melakukan tidak kriminal terhadap warga sipil. “kami meminta oknum Brimob tersebut diberikan sanksi dan dicopot dari jabatannya” pungkas Wirduna, Koordinator aksi dalam orasi yang disampaikan.

Selain itu, mereka mengaharapkan agar Polda Aceh dapat mengawasi setiap tindakan yang dilakukan dilakukan oleh Polres Nagan Raya yang selama ini dinilai tak begitu bersahabat. Masyarakat yang diduga terlibat dalam perusakan PT. Astra sekarang ada yang meningglakan gampong untuk mencari keamanan sementara waktu, pasalnya mereka takut akan diambil oleh pihak polisi tanpa pemberitahuan sebelummnya “Masyarakat sekarang merasa trauma dengan polisi” tambanya.

Bila kasus ini tak ada titik terangnya maka meraka akan melakukan unjuk rasa dan membawa masa yang lebih besar lagi serta mereka juga akan ikut mengawal dan memantau perkembangan kasus ini hingga akhir “kami akan menagwal kasus ini sampai akhir”
Beberapa sat setelah masa menyampaikan orasi di pintu gerbang Mapolda akhirnya, Kapolda yang diwakili Dedy R, menjumpai pengunjuk rasa. Kapolda mengatakan bahwa kasusu ini sekarang sudah ditangani oleh Polda dan Polda pun sudah membentuk tim untuk menangani kasus ini “Kita sudah membentuk tim” ungkapnya menanggapi tuntutan.

Ia melanjutkan, bahwa akan memberikan sanksi keras terhadap oknum Brimob yang telah melakukan tidakan kriminal terhadap masyarakat sipil. Untuk saat ini tim penanganan kasus masih mempelajari muasal hingga bisa terjadinya tindakan yang anarkis “kita akan menggali lebih jauh lagi kasus ini” tambanya lagi.

Tak lama kemudian setelah Kapolma menerima aspirasi meraka. Masa pun embubarkan diri dan meninggalkan Mapolda dengan tertip. Tak sempat terjadi aksi anarkis meski sempat terjadi ketengangan sedikit.



Senin, 03 Mei 2010

Pengalaman Pertamaku


Case Study

Wirduna
Pagi itu, saya mempraktekkan sebuah pekerjaan yang sudah menjadi tuntutan profesi yang mungkin tak disukai orang banyak. Menjadi seorang guru membutuhkan kesabaran serta ketekunan yang penuh. Senin 19 April 2010 adalah hari pertama bagi saya melakoni sebagai seorang guru. Ya layaknya seorang guru yang memberikan materi pembelajaran untuk anak didiknya.
Sesampai di ruang kelas, saya mengamati semua siswa yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Saya mencoba mengajak siswa untuk meninggalkan canda dan gurau mereka. “selamat pagi anak-anak” itulah kata-kata pertama yang saya keluarkan untuk menyapa siswa.
Setelah saya menyapa mereka, situasi kelas sudah mulai terarah. Saya lansung membangun interaksi dengan siswa. Pertama sekali yang saya lakukan adalah mengajak siswa untuk masuk ke dalam materi pembelajaran. Saya member stimuluskepada siiswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada identivikasi materi yang akan saya ajarkan. Siswa pun akhirnya tahu bahwa saya akan mengajarkan materi mendengarkan syair.


Saat saya akan memasuki ke inti pembelajaran, saya mengintruksikan siswa untuk mengubah pola kelas menjadi later U yang sebelumnya mereka duduk dalam berisan kursi seperti biasanya; dua baris dan dua kolom. Setelah siswa menempati kursinya masing-masing saya membagikan syair kepada siswa yang sudah saya siapkan dari rumah.
Sebenarnya saya ingin membacakan sendiri syair yang kemudian siswa menyimaknya. Tetapi saya tak akan melakukan perbuatan bodoh itu karena saya tahu suara saya sangat tidak nyaman untuk didengarkan. Akhirnya saya pun memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada. Saya menghidupkan MP3 yang dipadu speaker, tentu saja sudah saya persiapkan sebelumnya. Syair “Perahu” yang dinyanyikan Rafli mulai menggumam di kelas. Saya melihat siswa sangat senang dan sangat menikmati syair yang diperdengarkan.
Setelah siswa mendengarkan syair, saya meminta siswa untuk menemukan tema dan amanat yang terdapat dalam syair yang telah saya perdengarkan. Saya mengalokasikan waktu untuk siswa lima menit untuk menemukan tema dan amanat, tentu itu harus saya lakukan agar tak benyak terbuang waktu. Selang beberapa saat saya pun meminta beberapa orang siswa untuk mengungkapkan tema dan amanat yang terdapat dalam syair tersebut. Saya sangat senang karena hampir semua siswa berperan aktif untuk memberikan komentar mereka masing-masing.
Apa yang ditarakan siswa tak saya lewatkan begitu saja tetapi saya menulisnya di papan tulis. Setelah semua siswa menyampaikan komentarnya, saya pun memberikan apresiasi kepada semua siswa atas apa yang telah dilakukan. Tentu saya melakukannya agar siswa merasa dihargai atas gagasan mereka. Siswa nampak sangat happy tetapi saya tak bisa memastikan apakah mereka memang menyenangkan pembelajaran yang saya lakoni atau ada hal lain yang membuat mereka riang.
Setelah saya memastikan bahwa siswa sudah intensif mengikuti pembelajaran, saya pun memancing siswa untuk masuk ke dalam penjelasan terkait konsep syair. Sambil menuliskan di papan tulis saya tetap membangun interaksi dengan siswa. Namun, sesuatu yang tak saya inginkan akhirnya terjadi juga, hari itu saya tak sempat menjelaskan secara detail tentang konsep syair. Hal ini Karena kelalaian saya tak mempersiapkan konsep materi yang begitu mantang. Bahkan saya sempat melewatkan beberepa pertanyaan yang diutarakan siswa, tentu itu sebenarnya tak boleh terjadi. Akan tetapi itu harus saya lakukan agar tak meninggalkan kesan tak sedap dengan siswa bila saya memaksakan diri untuk menjelaskan suatu konsep yang tak saya kuasai dengan matang.
Selanjutnya saya memasuki kegiatan akhir. Saya mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang baru saja usai. Saya agak sedikit lega karena siswa dapat menyimpulkan pembelajaran hari itu dengan sangat baik. Meski hampir semua benar simpulan siswa, saya tetap memberikan mengutan pada beberapa aspek yang masih belum begitu sempurna dikuasai siswa.
Agar saya dapat tahu sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran, saya memberiakan beberapa instrumen dalam bentuk butir soal. Tanpa membuang-buang waktu saya pun harus segera mengakhiri pembejaran hari itu.