Senin, 19 Juli 2010

Delegasi Gemasastrin, Pengurus Pusat IMABSII


Jakarta- Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII) mengelar Seminar dan Kongres Nasional (12-15/7) bertempat di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Pusat.

Kongres tersebut membahas tentang pergantian kepengurusan dan pemilihan Sekretaris Jenderal (Sekjen) IMABSII Periode 2010-2012. Banardi Zakarya, Sekjen IMABSII periode 2004-2010 terlihat terharu pada kongres tersebut. Sebanarnya, sebut Banardi, kongres ini berlangsung tahun lalu tatapi tidak dapat dilaksanakan karena kurang kesiapan dari tuan rumah yang telah ditunjuk saat kongres pertama di Makasar. “Kita sangat bersyukur atas terlaksananya kongres ini,” katanya saat memberikan sambutan.

Dari hasil pemilihan, akhirnya Ahmad Muliadi, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terpilih menjadi ketua IMABSII periode 2010-2012 setelah menyisihkan empat kandidat lainnya. Sementara itu, dari enam departeman kepengurusan IMABSII, Wirduna dari Gemasastrin FKIP Unsyiah terpilih sebagai Ketua Departeman Informasi dan Komunikasi IMABSII masa kepengurusan 2010-2012.

Jumat, 09 Juli 2010

Kasus Penembakan di Nagan Raya Dua Oknum Brimob Jadi Tersangka Sumber: serambinews.com Tanggal:29 Apr 2010 * Dikurung di Sel Khusus

Polres Nagan Raya menetapkan dua oknum Brimob Kompi IV Kuala sebagai tersangka pelaku penembakan terhadap Muhib Dani (18), warga Desa Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Sabtu 24 April 2010. Seperti diketahui, insiden itu sendiri telah memicu amuk massa sehingga merusak dan membakar berbagai fasilitas PT Surya Panen Subur (SPS) di Desa Pulo Kruet.

Kedua oknum anggota Brimob Kompi IV Kuala yang telah ditetapkan sebagai tersangka masing-masing Brigadir LB dan Briptu FN. “Setelah kita periksa secara intensif, keduanya terbukti melakukan penembakan terhadap warga dan mereka langsung kita kurung di dalam sel/tahanan khusus,” kata Kapolres Nagan Raya, AKBP Drs Ari Soebijanto didampingi Kasat Reskrim, Iptu Handoko kepada Serambi, Rabu (28/4). Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 354 KUHP yang tergolong kategori penganiayaan berat.

Menurut Kapolres Ari Soebijanto, selain menahan kedua oknum anggota Brimob tersebut, pihaknya juga telah mengamankan barang bukti berupa dua pucuk senjata api milik kedua aparat penegak hukum itu serta sebilah parang milik korban. Polisi juga sudah memintai keterangan Hendra Wardani (19), rekan korban yang berhasil kabur ketika peristiwa itu terjadi. Hendra dimintai keterangan sebagai saksi di Mapolsek Alue Bilie, Kecamatan Darul Makmur.

Kapolres mengatakan, kesaksian Hendra Wardani sangat penting karena ia melihat dan mengalami sendiri kasus kekerasan dan penembakan terhadap Muhib Dani. “Ia (Hendra Wardani) merupakan saksi kunci dalam kasus ini,” kata Kapolres Nagan Raya.

Kapolda minta maaf
Secara khusus Kapolres Nagan Raya, AKBP Ari Soebijanto menyampaikan permohonan maaf Kapolda Aceh, Brigjen Pol Fajar Prihantoro atas terjadinya insiden penembakan terhadap seorang warga Desa Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Kapolda juga telah memerintahkan pihak kepolisian di Nagan Raya untuk mengusut tuntas kasus itu dan berjanji akan memproses secara hukum oknum anggota Brimob yang terlibat.

Kapolres Nagan Raya, AKBP Drs Ari Soebijanto juga menjelaskan, massa yang melakukan pengrusakan dan pembakaran berbagai fasilitas milik PT SPS di Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur--pascapenembakan seorang warga--diduga diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang dan memiliki masalah pribadi dengan pihak perusahaan perkenunan tersebut.

Hingga kemarin, kata Kapolres Ari Soebijanto, polisi telah mengidentifikasi sedikitnya dua orang warga yang diduga menjadi pemicu aksi pengrusakan dan pembakaran yang melumpuhkan aktivitas PT SPS. Namun Kapolres Nagan Raya belum bersedia menyebutkan identitas warga yang terlibat itu sebab kemungkinan besar masih ada pihak lainnya yang ikut dijadikan tersangka. “Kita terus mendalami kasus ini, karena kemungkinan besar bakal banyak tersangka yang terlibat,” jelasnya.

Korban masih dirawat
Muhib Dani, korban penembakan oknum anggota Brimob di Nagan Raya, hingga Rabu (28/4) masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banda Aceh yang sebelumnya sempat dikabarkan diboyong ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Farid Ahmad, menjawab Serambi melalui pesan singkatnya membenarkan Muhib Dani (korban penembakan)

masih dirawat intensif di RS Bhayangkara, Banda Aceh. Kondisi korban mulai membaik dan tim dokter RS Bhayangkara pada pukul 16.00 WIB, Rabu (28/4) dijadwalkan melakukan operasi untuk mengangkat proyektil peluru yang bersarang di kaki kiri korban. “Biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh pihak kepolisian sampai Muhib Dani dinyatakan sembuh,” tulis Kombes Farid Ahmad dalam pesan singkatnya.

Langgar HAM
Kasus penembakan Muhib Dani oleh oknum anggota Brimob di Nagan Raya juga ditanggapi KontraS Aceh dan LBH Banda Aceh Pos Meulaboh. Menurut KontraS dan LBH Banda Aceh Pos Meulaboh, insiden itu bukan saja masuk kategori tindak pidana penganiayaan berat tetapi juga pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Koordinator KontraS Aceh Hendra Fadli dan Koordinator LBH Banda Aceh Pos Meulaboh Chairul Azmi dalam pernyataan bersama yang dikirim ke Serambi meminta Kapolda Aceh untuk memastikan berlangsungnya proses hukum secara adil dan transparan terhadap oknum Brimob yang melakukan pelanggaran tersebut. DPRK Nagan Raya didesak membentuk pansus yang bertugas menghimpun informasi terkait keberadaan sejumlah corporate perkebunan sawit di Kabupaten Nagan Raya, terutama yang berhubungan dengan transparansi dan batasan izin penguasaan dan pemanfaatan lahan oleh perusahaan. Selain itu, Bupati Nagan Raya, sesuai dengan kewenangannya juga harus menjamin terlaksananya proses pengawasan dan evaluasi keberadaan HGU di daerahnya.

Lapor ke Kapolri
Berbagai dugaan pelanggaran (penembakan) terhadap warga sipil yang dilakukan polisi di Aceh, disikapi oleh Koalisi NGO HAM Aceh dengan mengirim surat ke Kapolri dengan meminta dilakukan penindakan serius terhadap oknum-oknum anggota Polri yang terlibat.

Dalam surat bernomor 077/K-NGO/IV/2010 Tanggal 28 April 2010, Koalisi NGO HAM Aceh merincikan sejumlah kasus penembakan warga sipil di Aceh yang dilakukan polisi di berbagai tempat dalam tahun 2010. “Ketika sejumlah kasus lainnya belum jelas proses hukumnya, kini terjadi lagi kasus penembakan terhadap Muhib Dani (18), warga Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Pemuda ini ditembak oknum Brimob yang menjaga PT SPS,” tulis Zulfikar Muhammad, Kepala Divisi Hak Sipil dan Politik Koalisi NGO HAM Aceh dalam suratnya.

Terhadap berbagai kasus pelanggaran yang dilakukan polisi di Aceh, Koalisi NGO HAM Aceh meminta Kapolri segera mengungkap dan menangkap pelaku kekerasan terhadap warga sipil. Kapolri juga diminta memerintahkan Kapolda Aceh lebih serius memberikan informasi/pemahaman kepada seluruh anggota Polri yang bertugas di Aceh tentang hukum dan HAM. Koalisi NGO HAM Aceh juga menilai perlu segera dilakukan penertiban terhadap pos-pos polisi yang berkedudukan di banyak perusahaan milik swasta di Aceh. (edi/mir/sup/nas)

Bentrok Pun Terjadi!



DETaK | Wirduna
Pagi itu, Sabtu, 15 Mei 2010, ruang Flamboyan AAC Dayan Dawood dipenuhi oleh mahasiswa. Mereka hadir untuk mengikuti Sidang Umum Keluarga Besar Mahasiswa (SU-KBM) Unsyiah.
Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang merupakn delegasi tiap fakultas hampir semua hadir dalam SU-KBM tersebut. Dengan mengenakan armamater kebanggaan Unsyiah, mereka bersuara lantang di dalam ruang sidang untuk memperjuangkan hak mahasiswa Unsyiah, khususnya terkait sistem-sitem yang selama ini di anggap “aneh” dan harus segera direvisi. Semua itu akan dibahas dalam sidang tersebut.
Sidang yang berlansung di hari kedua ini tak seperti hari sebelumnya. Pasalnya, di luar ruang sidang sudah ada dua buah kelompok mahasiswa yang mengawal jalannya SU-KBM. Wajah-wajah tidak bersahabat ke dua belah kelompok mulai terlihat. Satu kelompok berada dilantai tiga, dan satu kelompok lagi berada dilantai dua.
Namun, tiba-tiba terdengar suara dari salah satu kelompok. “Yang bukan panitia, turun...turun...turun...!” teriak salah seorang mahasiswa yang diduga ia adalah kelompok dari Lembaga Dakwah Kampus atau LDK.
Kelompok gabungan BEM dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di tangga lantai dua Ruang Flamboyan Gedung AAC Dayan Dawood sangat terkejut mendengar teriakan seperti itu.
Tiba-tiba salah seorang dari kelompok UKM membalas perkataan tersebut. “Kamu juga bukan panitia, kenapa menyuruh kami turun?”
Suasana pun menjadi runyam dan memanas. Kedua belah kubu saling berteriak dan membalas dengan argumen masing-masing.
Karena tidak menemui titik temu, akhirnya bentrok pun tidak terelakkan, ketika Armen (salah seorang Menteri di Pema) turun dari lantai tiga dan berhenti diatas tangga menuju lantai dua. Sasaranya adalah Safrudin, Ketua BEM FKIP.
Kedua mahasiswa ini bertengkar mulut dan saling memegang tubuh satu sama lainnya. Disaat itulah, entah darimana datangnya, sebuah aqua berisi air kopi sengaja dilemparkan dan mengenai keduanya.
Perkelahian pun tidak terelakkan. Satu sama lainnya melemparkan bogem mentah. Namun aksi adu jotos itu tidak berlangsung lama, karena kehadiran Pembantu Rektor (PR) III, Dr. Rusli Yusuf, M. Pd. Suasana tegang meredam sesaat. Kedua belah kelompok mundur selangkah demi selangkah dengan rapi. Seperti tidak pernah terjadi sesuatu.
Sementara itu, di dalam ruang Flamboyan, Sidang Umum Keluarga Besar Mahasiswa (SU-KBM) Unsyiah pun berlangsung dengan mulus. Tidak diketahui bagaimana kondisi para parlemen di ruang sidang tersebut, pasalnya, saat DETaK hendak meliput langsung proses Sidang Umum tersebut dilarang oleh panitia dengan berbagai alasan.
Sebenarnya, saat itu suasana sudah mulai tenang. Tapi entah mengapa, tiba-tiba memanas kembali. Ternyata saat itu kembali terjadi perang mulut. Menurut pengakuan salah satu sumber dari BEM yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku terpancing kembali saat salah seorang dari kubu LDK meremehkan mereka.
“Jika kalian berani, maju ke sini,” tantang salah seorang dari kubu LDK sambil mengisyarahkan dengan tangan kanannya, sebut sumber dari BEM tersebut.
Melihat tindakan seperti itu, Safrudin tak dapat mengendalikan emosinya. Ia pun maju ke arah kelompok LDK. Namun langkah Safruddin tertahan. Ia dipegang teman-temannya. “Kajeut..kajeut.., Din (Sudah..sudah.., Din).” Kata salah seorang teman Safrudin sambil merangkulnya.
Karena tidak dapat mengendalikan emosinya, akhirnya Safruddin pun melampiaskan kekesalannya pada salah satu kaca jendela kantin AAC Dayan Dawood.
“Trak.............,” suara pecah mengejutkan beberapa mahasiswa yang berada di tempat tersebut. Serpihan kaca berserakan diatas lantai. Melihat tangan Safrudin mengeluarkan darah, beberapa anggota lainnya segera melarikannya ke rumah sakit.
Rusli Yusuf yang melihat kejadian itu pun tidak mampu meredamkan suasana. Kondisi saat itu memang terlihat memanas, salah ucapan dan salah gerakan bisa menyulut keributan yang lebih besar.
Karena waktu Salat Jumat masuk, Rusli Yusuf meminta mahasiswa untuk menghentikan keributan. Kedua belah kubu pun meninggalkan lokasi kejadian. Sebenarnya, saat itu Rusli Yusuf terlihat lega karena kedua pihak mahasiswa itu mulai diam dan meninggalkan gedung untuk melaksanakan salat Jumat.
***
Tepat pukul 14.00 WIB. Seusai menunaikan salat Jumat. Kedua belah kelompok kembali bentrok. Seperti telah ada “MoU” antar keduanya untuk melanjutkan “peperangan” ba’da Jumat.
Ternyata, bentrokan setelah Jumat itu lebih dahsyat dari sebelumnya. Anehnya, kedua kubu justru telah mempersenjatai diri dengan kayu dan batu. Tidak tahu, apakah untuk bertahan diri ataupun untuk menyerang.
“Prang… Krak…. Prang….,”
“Hancurkan...!”
Teriakan beberapa mahasiswa terdengar membahana di berbagai penjuru Gedung Gelanggang Unsyiah, pusat lembaga mahasiswa, seperti PEMA, DPM dan UKM berada.
Teriakan itu ternyata datang dari mahasiswa kelompok BEM dan UKM yang mengepung dan menghancurkan kantor PEMA dengan bebatuan.
Rusli Yusuf yang langsung meluncur ke lokasi tidak mampu melerai. Bahkan PR III ini pun tidak luput dari keributan tersebut. Sebuah batu nyaris mengenai kepalanya jika tidak segera diselamatkan oleh beberapa mahasiswa yang ada disekitar lokasi. Parahnya, kehadiran aparat kepolisian pun tidak menyurut langkah para mahasiswa ini. Mereka tetap saling kejar dan memukul.
Beberapa menit kemudian, beberapa mahasiswa pun menjadi korban jatuh, terkena lemparan batu dan pukulan kayu. Kaki dan tangan yang berdarah hingga kepala yang memar.
Lima belas menit berselang, suasana mulai tampak tenang setelah aparat kepolisian mencoba melakukan pendekatan.***

Sabtu, 03 Juli 2010

MKN: Mahasiswa Ujung Tombak Kedaulatan Bangsa


DETaK| Wirduna Tripa
Banda Aceh- “Peran mahasiswa dan perguruan tinggi sangatlah urgen untuk menjaga dan mengawasi kedaulatan bangsa ini” demikian diutarakan Menteri Ketahanan Nasional Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, MA, M. Sc, Ph. D., saat memberikan kuliah umum di gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Sabtu (3/6).
Saat ini pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia dari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, yang berdampak terhadap pelecehan atau pengambilan wilayah yang sudah menjadi milik Indonesia. Sebagai terobosannya pemerintah sekarang sudah menambah prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) baik angkatan darat, laut, maupun udara “Kita sudah mempunyai cukup banyak personil untuk menjaga kedaulatan negara ini” ungkap Purnomo.
Lanjutnya, namun demikian yang harus menjadi perhatian semua pihak bahwa kondisi personil TNI sekarang masih belum begitu baik, seperti fasilitas, dan sosial ekonomi yang belum berimbang.
Menanggap pertanyaan dari perserta terkait terobosan untuk menjaga pulau agar tidak diklaim oleh gegara asing, ia menjalaskan bahwa ke depan pemerintah akan berusaha untuk membuat monumen di setiap pulau yang sudah menjadi milik dan daerah editorial Indonesia “Kita telah dan akan membuat monumen pada setiap pulau” tandasnya tegas.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Darni M. Daud, MA., mengaharapkan agar mahasiswa dapat menjadi ujung berperan dalam menjaga ketahan dan kedaulatan Indonesia di masa mendatang. Bangsa ini sangat bergantung dari peran kaum akademisi, “Peran mahasiswa sangat signifikan dalam menamkan nilai nasionalisme, sehingga negara ini akan merasa dimiliki” tuturnya.

Jumat, 02 Juli 2010

Curiculum Vitae




Nama Lengkap : Wirduna
Nama Pena : Wirduna Tripa
TTL : Drien Tujoh, Tripa, Nagan Raya 29 Oktober 1988
Alamat : Jl. Seroja IV, Gampong Ie Masen Kaye Adang Kec. Syiah Kuala, Banda Aceh Prov. Aceh
Pekerjaan : Mahasiswa PBSI FKIP Usnyiah, Aceh
Agama : Islam
Hobi : Membaca dan Menulis
No Mobile Phone : 085277833707
E-mail : wir_tripa@yahoo.com
Web/blog : http//:wirduna.blogspot.com
Pengalaman Organisasi :
1. Ketua Umum Gemasastrin FKIP Unsyiah 2009-2010
2. Pimpinan Marketing UKM Pers Unsyiah 2010-1011
3. Reporter Tabloid DETaK Usnyiah (Sekarang)
4. Kontributor Lepas Media Massa (life)
Moto:
Ada kemauan, ada jalan. Berbuatlah....!

Biografi Wirduna Tripa


Orang tua saya memberikan nama saya Wirduna, teman teman-teman biasa memanggil saya Wir. Kalau di dunia maya orang lebih mengenal saya Wirduna Tripa. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Abang saya bernama Muhammad Kudra, ia lebih memilih untuk menghabiskan hidupnya di Dayah. Saat saya masih remaja orang tua saya sempat juga menitipkan saya di Pesantren.

Jenjang pendidikan yang pernah saya tempuh pertama sekali adalah SD Negeri Kuala Tripa, SLTPN 3 Darul Makmur dan MAS Darul Hikmah Meulaboh. Selama saya mengecap pendidikan di sekolah saya selalu bersaing dengan teman-teman untuk memperebutkan peringkat satu, Saya sangat bersyukur karena hampir setiap semester saya mengantongi peringkat pertama.
Sekarang saya tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia FKIP Unsyiah. Mau tahu kegiatan sehari-hari saya? Walau bagaimana pun kuliah adalah aktivitas utama saya. Selain itu, saya juga aktif di Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin). Periode 2009/2010 saya dipercayakan sebagai ketua Umum Gemasastrin, ini adalah pengalaman yang sangat berharga ketika saya kuliah di PBSI. Selain itu saya juga aktif dibeberapa organisasi kampus lainnya.
Selain kuliah saya juga menyempatkan diri untuk menulis. Bila ditanya apa yang saya tulis, maka saya akan menjawab “Saya akan menulis apa saja yang saya lihat, yang saya rasakan, yang saya dengar dan yang mereka perdengarkan”. Saya Sekarang ingin lebih aktif dalam dunia tulis-menulis dan keorganisasian. Tentu harapan ini harus selalu dibarangi dengan semangat tinggi dan keseriusan yang hakiki.
Oya… bila saudara berkenan bisa singgah ke rumah saya di dunia maya:
Web : http//:wirduna.blogspot.com,
E-mail :Wir_tripa@yahoo.com dan;
Face Book : Wirduna Tripa
HP : 085277833707