Senin, 13 Desember 2010

Misteri Makam Syuhada


Feature Reporting | Wirduna
Siang itu, puluhan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) secara bersamaan mendatangi halaman belakang gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah. Satu persatu mereka berdiri di sebuah pagar yang mengelilingi sepetak tanah kosong. Tanah itu tak ditumbuhi rerumputan dan bunga-bunga, hanya saja sebuah pohon besar menjulang yang berdiri tegap tepat di tengah-tengah pagar itu. Entah sudah berapa puluh tahun usia pohon itu, tak ada yang tahu pasti kapan ia tumbuh ke bumi.

Beberapa mahasiswa tampak menunjuk-nunjuk ke arah tanah lapang itu, “Coba lihat! Ini adalah kuburan ulama” ucap salah seorang mahasiswi yang bersandal tepat di pagar. Itulah suasana makam syuhada siang itu saat diziarahi para mahasiswa PBSI.

Tepat di salah satu bagian pagar di situ tertulis nama-nama para syuhada yang dikemumikan di areal Gedung AAC Dayan Dawood. Dari sederatan nama tersebut namapak bahwa mereka tidak hanya ulama-ulama yang berasal dari Aceh. Mereka adalah H. Achmad Qasturi (Turki, 1316-1389), Tgk. Malem Panyang (Pelanggahan, 1337-1399), Datok Nafi (Malaysia), Muda Selangor (Selangor Malaysia), Abu Said (Tanoh Abe, Aceh Besar)

Berdasarkan tahun yang tertulis pada pamplet pemakaman, para syuhada tersebut diperkirakan hidup sekitar tujuh abad silam. Tak banyak referensi yang mencatat sejarah mereka tentang kepastian tiga syuhada lagi yang tak terdokumentasikan tahun pada pamplet pemakaman tersebut. Entah memang tak diketahui kevalitan tahunnya atau kurang pedulinya pemerintah untuk menguak kembali sejarah para syuhada dan sufi-sufi yang pernah memberi jasa terhadap negeri ini.

Lembaran-lembaran sejarah telah mencatat bahwa mulanya, Kerajaan Aceh lahir pada Dinasti Makota Alam tepatnya pada 1496-1528 di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah, ialah pendiri kerajaan Aceh. Sultan Ali Mughayat Syah merupakan putra dari Syamsu Syah. Nah, catatan sejarah telah membuktikan bahwa kelima syuhada yang dikebumikan di kampus Jantong Hate Rakyat Aceh tersebut telah menduduki Aceh jauh sebelum adanya sultan-sultan yang menahkodai Aceh.

Ke datangan ketiga syuhada ke Aceh, baik dari Turki maupun Malaysia, adalah untuk menyebarkan agama Islam ke Aceh. Sebab, kala itu, Aceh masih sangat kental dengan agama Hindu-Budha. Secara perlahan, peran kelima syuhada tersebut pun berkembangg dan diikuti oleh masyarakat Aceh. Hal ini terbukti selang satu abad dari masa mereka yang akhirnya muncul kerajaan Aceh pertama. Dengan demikian peran kelima syuhada tersebut sangat memberi arti terhadap perubahan peta aqidah di Aceh.

Kompleks kampus Unsyiah, awalnya adalah pemakaman umum tertua di Aceh. Banyak kuburan-kuburan yang memenuhi tempat tersebut. Beragam level dan tingkat sosial yang menjadi penghuni pemakaman itu. Masyarakat Aceh, di bawah pimpinan Gubernur Ali Hasjmy berinisiatif untuk mendirikan pusat pendidikan provinsi Aceh tepatnya di areal pemakaman tersebut. Dengan demikian berdirilah Unsyiah pada 2 September 1959, yang diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno. Oleh karena itulah pemakaman di areal tersebut terpaksa dipindahkan ke tempat lain.

Namun, mengapa lima kuburan itu masih tegap dan tegap di tengah kampus Unsyiah? Harimau mati meninggalkan belakang, manusia mata meninggalkan nama. Itulah ungkapan untuk para kelima syuhada tersebut. Kuburan kelima syuhada tersebut enggan untuk dipindahkan karena kelimanya adalah para ulama yang telah menerangi bumi Aceh ini. Sebagai rasa terima kasih, kelima makam syuhada dijadikan sebagai sebuah monumen kecil sejarah khsusunya bagi kampus Unsyiah.

Di balik semua itu, makam para syuhada ini mengandung misteri yang belum terjawab. Bagaimana tidak, deretan nama yang tertulis di pamplet pemakaman menyebutkan jumlah semua lima orang, sementara nisannya hanya empat orang. Apakah salah satu syuhada tersebut telah berpindah dari pemakaman itu? Ya mungkin karena banyak remaja-remaja yang menjadikan makam tersebut sebagai tempat bersantai dengan lawan jenis. Ataukah ada misteri lain dibalik kisah lima syuhada ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan Anda