Selasa, 27 April 2010

Tak Selamanya Ospek Anarkis

DETaK | Wirduna
Berdiri tegap, mengenakan baju putih dipadu celana hitam, ratusan mahasiswa itu terlihat bersemangat walau bulir-bulir keringat mulai membasahi wajah dan tubuh mereka. Di sudut kiri barisan ratusan mahasiswa itu, seorang instruktur memberi materi perkenalan awal melalui pengeras suara. “Kalian adalah penerus negeri yang harus berjuang untuk masa depan kalian dan negeri yang kita cintai ini,” teriak sang instruktur.


Itulah detik-detik perkenalan mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Antusiasme mahasiswa baru itu merupakan bagian dari kegiatan Silaturahmi Mahasiswa Keguruan (Simak), yaitu sebuah kegiatan rutinitas yang dilaksanakan setiap menyambut awal tahun, mahasiswa baru.
Silaturahmi Mahasiswa Keguruan (Simak) yang langsung diisi dengan bimbingan akedemik yang dipandu oleh para senior. “ini merupakan ajang silaturahmi dan bimbingan akademik” kata Dr. Djufri, Pembantu Dekanj III FKIP saat memberikan kata sambutan pada pembukaan Siloaturahmi Mahasiswa Keguruan di halaman Ruang Kuliah Umum 4 (RKU 4) yang selama ini dipakai sebagai tempat perkuliahan mahasiswa FKIP.
Tak seperti biasanya, belaran KRU 4 yang biasanya dipenuhi dengan parkiran sepeda motor mahasiswa, akan tetapi pada hari yang cerah itu, halaman RKU 4 dipadati oleh para mahasisa baru dan lama yang sedang mengikuti Simak. Wajah ceria diiringi tawa terpancar dari setiap wajah mahasiswa baru, pasalnya kegiatan tersebut turut dimeriahkan oleh tarian, Band mahasiswa Kesenian serta aksi teater Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin) yang mengundang tawa audien.
Orentasi Studi Pengenalan Kampus (Ospek) atau Bimbingan Akedemik, tidak hanya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang melaksanakan kegiatan tersebut, akan tetapi Fakultas lainnya juga ikut ambil bagian dan tidak melawatkan momen silaturahmi dengan para wajah baru yang akan bergabung dalam komunitas mereka.
Walau pun banyak pihak yang memberikan warna putih terhadap pelaksanaan Ospek. Namun, tidak beda dengan tahun lalu, tahun ini pun, pelaksanaan Ospek di Universitas syiah Kuala ini kembali dilarang. Larangan itu dikeluarkan melalui surat edaran rektor No 2604/H11/KM/2009. Surat edaran tersebut ditujukan kepada seluruh lembaga internal kampus, bahkan orang tua/wali mahasiswa baru pun tercantum dipojok atas surat tersebut.
Pengertian Ospek dalam surat edaran itu adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa senior terhadap mahasiswa baru di luar kegiatan akademik yang ditetapkan oleh pimpinan perguruan tinggi.
Tidak ada lagi perpeloncoan terhadap mahasiswa baru yang dulu mewarnai pojok-pojok kampus, dengan memakai karung sebagai baju, sapu lidi di tangan dan bentak-bentakan dari senior kian diluncurkan. Kemarahan yang terpancarkan dari raut wajah junior hanya redam tanpa reaksi, namun peristiwa yang demikian hanya berakhir pada angkatan silam. Akhirnya mimpi mahasiswa senior untuk melaksanakan Ospek harus kandas di ujung pena Darni.
Larangan pelaksanaan Ospek oleh mahasiswa senior kepada mahasiswa baru disebabkan banyak terdapat kekeriruan mekanisme pelaksanaanya, seperti aksi-aksi anarkis serta bersifat peloncoan yang sudah melebihi batas, sehingga akan menimbulkan tekanan mental dan fisik terhadap mahasiswa baru. Mahaiswa baru yang masih sangat lugu terhadap dunia kampus dan mereka akan merasa tertekan dan patuh terhadap intruksi senior walaupun itu aksi yang berwarna anarkis.
Menurut Pembatu Rektor III, Dr. Rusli Yusuf, M.Pd, sebenarnya pelaksanaan Ospek mempunyai dampak positifnya yang sangat berguna bagi mahasiswa baru. “Namun dalam hal ini perlu dilihat besar dan kecil manfaatnya, karena masih banyak aksi anarkis dalam pelaksanaan Ospek,” ujarnya .
Rusli Yusuf menambahkan, tahun ini Studi Akademik di Unsyiah akan dilaksanakan langsung oleh pihak Rektorat, seperti Dekan dan Ketua Jurusan yang ada di lingkungan Universitas Syiah Kuala.
Selain itu, secara tegas Rusli Yusuf mengatakan, bagi siapa yang melanggar terhadap apa yang telah ditetapkan dalam surat edaran Rektor, mereka akan ditindak tegas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. “Kami akan memberikan sanksi tegas yang melangar ketentuan surat edaran Rektor”.
Sebagaimana diketahui, sanksi akan diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, sanksi yang dikenakan pun tidak tanggung-tanggung, mulai dari skorsing atau dikeluarkan dari Unsyiah sesuai dengan tingkat kesalahannya serta apabila terdapat tindakan yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan dan kekerasan akan diserahkan kepada pihak yang berwajib. Semetara itu, bagi mahasiswa baru yang melanggar terhadap ketentuan tersebut akan ditinjau kembali kelulusannya.
Namun, larangan pelaksanaan Ospek tersebut mengundang pro-kontra di kalangan mahasiswa Universitas syiah Kuala itu sendiri.
Presiden Mahasiswa (Presma) Unsyiah, Mujiburrahman, mengaku sepakat dengan keputusan Rektor untuk tidak melaksanakan Ospek. Namun begitu, pada prinsipnya, dia mendukung terhadap pelaksanaan Ospek. “Secara personal saya sangat mendukung dengan pelaksanaan Ospek, hanya saja mekanisme pelaksaan Ospek yang harus kita diperbaiki,” tutur laki-laki asal Aceh Selatan yang baru saja memenangkan pesta demokrasi Pemilihan Raya (PEMIRA) Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Unsyiah.
Sementara itu, beberapa lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tidak menggubris surat edaran Rektor Unsyiah. Mereka menilai bahwa, statement yang dikeluarkan oleh pihak rektorat tidak memiliki landasan konkrit. “Kami tetap melaksanakan Ospek, setelah selesainya bimbingan akademik yang diprakasai oleh pihak Fakultas” kata Yasrijal, Pj BEM FKIP Unsyiah dengan nada lantang.
Walau dilarang pihak rektorat, FKIP tetap menjalankan dan melegalkan pelaksanaan bimbingan akademik yang dilakukan oleh pihak fakultas bersama pengurus BEM FKIP. “Kegiatan ini tidak bersifat seperti Ospek yang dilarang oleh Rektor. Kami akan melaksanakan Bimbingan Akademik bersama mahasiswa” ujar Dr, Djufri, selaku Pembantu Dekan III FKIP.
Beberapa mahasiwa yang di temui DETaK mengaku, Ospek merupakan salah satu kegiatan yang sangat signifikan bagi mahasiswa baru, karena tanpa adanya Ospek, mereka akan sangat sulit beradaptasi dalam dunia kampus. Selain itu, Ospek juga sebagai ajang silaturrahmi antara mahasiswa senior dengan mahasiswa baru.
Arief, misalnya, mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik ini mengatakan, selain sebagai ajang silaturrahmi, melalui pelaksanaan Ospek setiap mahasiswa baru akan menambah pengalaman dalam menjelajahi warna-warni dunia kampus. Disamping itu, pada kegiatan ospek, mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam organisasi, baik organisasi internal maupun eskternal kampus. Organisasi merupakan stimulus bagi mahasiswa saat berdampingan dengan masyarakat nantinya. “Jika mahasiswa tidak diarahkan untuk mengikuti berbagai kegiatan, mereka hanya menjadi robot perkuliahan tanpa bisa berinteraksi secara normal,” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan Anda